Rabu, 06 April 2016

Editing ......

( Gausah dianggep serius ya , ini cuma tulisan )

Bolehkah aku berbicara sebentar
pada tuhan yang kamu panggil dengan sebutan ******
Aku hanya ingin meminta satu hal darinya
sesuatu yang ia ciptakan dengan begitu sempurnanya

Bolehkah, aku yang bukan umatnya 
memintaNya untuk memberikanmu kepadaku ?
Apa yang salah ketika aku sangat menyukai senyum dan tawa itu
Apa yang salah ketika hanya suara itu yang mampu
membuatku terpaku seketika
Apa yang salah ketika aku sangat ingin memiliki
sosoknya yang begitu mengagumkan
Lihatlah sinar dari sorotan matanya itu
Seakan-akan dia berbicara bahwa Everythings will be okey.

Aku menyukainya 
bahkan ketika dia sedang bersembahyang di pura,
berdoa di gereja dan menjadi imam disebuah masjid.

Aku bahkan tidak peduli lagi, 
seberapa besar perbedaan diantara kita.
Keyakinan, budaya, daerah, jarak, adat istiadat, 
lalu apa lagi ?

Perbedaan itu sungguh indah,
selama itu tidak merusak
dan tidak memisahkan apapun.

Mungkin, ini haya perasaan sederhana 
yang sangat membahagiakan.
Bisakah ita sama-sama berdoa, 
dan tetap percaya akan kuasaNya ?
Silahkan kamu melakukannya 
dengan cara yang kamu percayai
Dan biarkan aku melakukannya 
dengan cara yang biasa aku lakukan.

Aku tidak tau
Bagaimana caranya 
menghentikan semua perasaan ini ?
Perasaan yang mampu membuatku 
begitu merasa takjub

Dia telah menciptakan segala sesuatunya dengan sangat indah,
Lalu mengapa kita merusaknya 
dengan seolah-olah kita tau segalanya ?
Kita hanya ciptaan yang percaya denganNya
walau dengan sebutan yang berbeda.

"Gue kasih tau ya kaa, 
nyari pasangan itu 
ga semudah apa yang orang omongin, 
Ketika lo udah nemuin seseorang 
yang menurut lo pantes untuk diperjuangkan, 
kenapa lo harus lepas cuma karena omongan mereka ?
Yang ngerasain segala sesuatunya itu lo dan dia, 
yang lain cuma pelengkap."

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Minggu, 03 April 2016

A A N D E S ( Editing )

Teruntuk kamu ,
Yang memintaku membuat tulisan indah yang menceritakan tentang dirimu.
Bagaimana bisa aku menuliskan sesuatu yang bahkan keindahannya tak mampu lagi untuk bisa ku deskripsikan melalui kata-kata.

Teruntuk kamu ,
Yang menjadi alasan tulisanku kali ini.
ketahuilah, bahwa kamulah keindahan itu sendiri. tanpa di buat-buat, tanpa rekayasa dan tanpa kebohongan apapun.

Apa yang bisa aku tulis ketika seluruh keindahan itu terangkum jelas dalam dirimu ?
Semua keajaiban, keagungan , kekuasaan tuhan melebur satu dalam sempurnanya dirimu.
Aku tidak tau lagi harus memakai kata se-menakjubkan apa untuk menceritakan betapa mengagumkannya kamu dalam pandangan mataku.

Aku juga tidak tau,
Bagaimana bisa aku merindukan seseorang yang bahkan belum pernah aku temui sekalipun.
Tetapi, aku terus merindukanmu setiap hari.

Percayalah,
kamu jauh lebih indah melebihi sunset di sore hari.
kamu jauh lebih terang melebihi sinar mentari pagi
bahkan kamu jauh lebih berwarna melebihi pelangi yang terlukis di langit itu.
Dan kamu jauh lebih menakjubkan melebihi bintang-bintang yang bertebaran kala malam hari.

Sepertinya,
Aku tidak perlu mencari keindahan lainnya lagi ,
cukup kamu dan tatapan matamu yang selalu ingin kulihat.
cukup senyuman dan tawamu yang selalu ingin ku nikmati setiap saat.
dan cukup suaramu yang ingin sekali kudengar.

Tetaplah berdiri tepat di depan mataku,
agar aku masih terus bisa menuliskan dan menceritakan kepada dunia
betapa indahnya sosok yang sedang kulihat saat ini .

"Berjuta bintang terindah, hanya kamu yang paling bersinar dihatiku. kembalilah padaku"

-Afika Syarfiena-
(#virgoun-surat cinta untuk starla)

Sabtu, 02 April 2016

Rindu (Copast)

Ketika semua orang mengatakan bahwa waktu 
akan membuatmu terbiasa, tapi kamu tak pernah 
berhasil menjadi biasa. 
Ketika yang ada didepan mata begitu 
mengagumkan, tapi masih tak cukup membuatmu 
merasa nyaman. 
Ketika rindu datang menyapa, namun bibir tak 
mampu mengungkapkannya. 
Ketika gengsi begitu menguasai, mungkin tulisan
ini bisa mewakili.
Ada yang mudah mengungkapkan. Ada yang
terlalu dikuasai oleh gengsi.
Jika saya menyebut rindu, apa yang akan kamu
bayangkan? Pacar yang berada ratusan
kilometer? Sahabat yang mulai sibuk dengan
tugasnya masing-masing? Atau justru orangtua,
yang selalu menjadi pengingat terbaik dibaik
pembawaannya yang cuek?
Seberapa sering kamu merindukan seseorang? Ah
ganti saja pertanyaanya, seberapa sering kamu
mengungkapkan rindumu pada orang yang kau
sayang?
Terkadang saya merasa bahwa hidup ini
merupakan praktik langsung dari beberapa cerita
yang saya baca, banyak yang rindu setengah
mati tapi hanya diam dikalahkan gengsi.
Seorang perantau harus memaksa dirinya untuk
nyaman di tempat persinggahan.
Berusaha memahami bahasa yang begitu asing.
Berusaha menikmati masakan manis yang tidak
cocok dengan lidahnya.
Berusaha membiasakan diri dengan 'pemandangan'
yang tak pernah dilihat di kampung halaman.
Ketika rindu datang, obatnya hanya pulang.
Tempat ini mungkin memiliki semua hal yang
tidak ada di kotamu, hanya saja ada satu yang
tidak ada dan itu adalah hal yang paling
fatal; orangtua.
Tidak ada ibu yang rajin mengomel ketika kamu
mengabaikan jadwal tidur.
Tidak ada ayah yang marah ketika kamu keluar
malam.
Ketika rindu datang mengganggu, yang perlu
kau lakukan hanya menunggu.
Jangan lupa, pulang selalu menjadi bonus
terindah setelah kelelahan mengerjakan soal
ujian.
Rindu selalu punya jalan pulang dan kamu
hanya perlu menunggu sebentar lagi. Hanya
empat bulan lagi lalu kamu bebas memeluk
mereka sampai kamu kembali merasa nyaman.
Hanya sebentar lagi untuk mencium punggung
tangan mereka ketika berpamitan pergi.
Ohya, selama kamu di tanah rantau belajarlah
memperhatikan dirimu sendiri. Jangan biarkan
rindu melemahkan fisikmu.
Ingat, kalau kamu sakit, kamu hanya akan
mengubur keinginanmu untuk pulang!
NB: Rindu tak perlu di ungkapkan secara
langsung, justru harus sekuat tenaga di redam
dan disembuhkan.
Ungkapan rindu tidak menyelesaikan apapun,
hanya membantu memperparah keadaan.
Rindu yang tidak diungkapkan pun namanya
tetap saja rindu, dan rindu selalu punya jalan
pulang -eh salah- rindu selalu mampu
membawamu pulang.
**
Saya menulis ini untuk menyiksa diri saya
sendiri, untuk menceritakan yang tak pernah
berhasil saya katakan. Untuk mengingatkan
bahwa orang yang tak pernah mengatakan rindu
adalah orang yang paling gila karena tersiksa
dengan rasa rindunya sendiri -yang tak berani di
bagi-.

No Tittle

Tolong biarkan. Hanya untuk saat ini, biarkan aku menangis Biarkan aku mengeluarkan semua air mata ini Biarkan aku menghapus semua rasa sakit ini. Hanya untuk kali ini saja, aku berjanji setelah ini tidak akan ada lagi air mata yang menetes tidak akan ada lagi tangisan yang akan kamu dengar dariku tidak akan ada lagi tulisan sedih yang akan kamu baca. Dan hanya untuk saat ini saja, tolong biarkan aku mengingat semua tentang kamu, semua tentang kita semua yang pernah terjadi. Biarkan aku tetap tersenyum kepada kenangan indah itu, Saat itu rasanya sungguh sangat membahagiakan. Foto itu adalah sebuah bukti kenangan menyakitkan ini, kenangan yang mampu membuatku tersadar bahwa aku harus melupakan segalanya. Selamat berbahagia kamu. Aku tersenyum, aku benar benar tersenyum :) Bukan senyuman akting ataupun palsu Ini senyuman tulus tanpa ada air mata yang menetes, percayalah aku turut berbahagia juga! -Afika Syarfiena-

Selamat Tanggal 19!

Aku berharap, Saat itu udah gak ada lagi perasaan ini. Saat itu udah gak ada lagi perasaan menyiksa seperti ini. Saat itu adalah saat aku tersadar, Aku juga bahagia. Saat itu aku merasa bahagia tanpa rasa sakit, Tersenyum tanpa harus Fake Smile! Senyum yang bnr-bnr tulus, ikhlas, lega, dan yang menyenangkan. Saat ini, perasaan itu begitu menyiksa Saat terasa sakit tapi gak berdarah Saat terasa perih namun tak ada luka yang terlihat Saat semuanya berusaha tampil seperti baik-baik aja Seperti sebuah sungai yang airnya tampak begitu tenang tapi tidak dengan keadaan didalamnya. Akan begitu banyak air mata yang tumpah Akan begitu banyak tangisan yang terdengar Akan begitu banyak ke kecewaan yang dirasakan Akan begitu banyak hal yang harus dikorbankan. Setiap orang berhak untuk merasa bahagia Setiap orang berhak untuk tersenyum Setiap orang berhak untuk menentukan apa yang dia mau Tak ada pengecualian, tak ada larangan dan tak ada yang berhak memaksakan. Kita semua bebas. Aku ingin bertanya, Apa yang bisa kamu lakukan Disaat semua keadaan hancur, tapi tidak bisa menyalahkan apapun Disaat sebuah senyuman hanyalah sebuah simbol tanpa arti dan air mata tidak lagi mampu untuk menjelaskan semuanya Disaat itu pula segalanya.....menghilang Aku percaya keajaiban itu pasti ada. Keajaiban yang mampu mengubah segalanya Semua doa dan air mata tidak akan pernah menjadi sia-sia Setiap waktu yang bergulir, itu adalah kesempatan. Dan lagi, Aku berharap Tidak ada lagi sesak yang terasa, Tidak ada lagi yang tersakiti Tidak ada lagi yang tersenyum tapi mengeluarkan air mata. Karena, kita semua harus bahagia! -Afika Syarfiena-
 

©Afika Syarfiena - Powered ByBlogger Thanks to Blogger Templates | punta cana dominican republic